Neurosains, ilmu saraf yang mempelajari sistem neuron menemukan bahwa adanya hubungan antara musik dengan proses pembelajaran bahasa pada anak. Atau secara sederhana bisa dikatakan bahwa mempelajari musik sejak dini terutama saat tahun awal anak masuk sekolah mampu membantu meningkatkan penguasaan bahasa hingga memudahkan anak untuk belajar membaca. Dalam sebuah penjelasan oleh Anna Collins, seorang musisi dan akademisi menyebut bahwa proses seorang anak dalam mempelajari sebuah bahasa dengan cara mereka menguasai musik saling tumpang tindih antara satu dengan lainnya. Diketahui bahwa bermusik sudah ada sejak lama bahkan jauh sebelum manusia mengenal proses belajar membaca. Anna menyebut bahwa, bahkan ketika seorang bayi lahir mereka menganggap musik adalah bahasa. Para bayi tersebut merespons sesuatu dari apa yang mereka dengar, mulai dari percakapan, lagu-lagu hingga lantunan doa-doa. Mereka memberikan respons dari irama dan melodi sebelum akhirnya mereka belajar berbicara dan membaca. Sehingga ketika balita atau bayi belajar berbicara, bukan kata yang mereka ucapkan namun suara bunyi-bunyian dari mulutnya. Sehingga bermusik tak hanya menjadi metode belajar membaca yang baik namun juga perkembangan otak anak.
Musik membuat anak memiliki kemampuan bicara dan membaca yang baik
Keterampilan anak dalam membaca tentunya diikuti dengan kemampuan anak dalam membedakan suara perkataan dengan suara lainnya. Hal ini bisa dilakukan lewat musik. Keahlian anak dalam membaca sebuah kata ditentukan dengan tekanan pola serta intonasi dari suatu frasa tertentu. Misalnya, kata sedih menjadi senang sekaligus kemampuan anak membedakan intonasi dan memilih nada suara yang pas dengan sebuah kata tertentu. Contohnya ketika membaca intonasi sebuah kalimat tanya tentunya berbeda dengan membaca kalimat seru, titik, hingga bernada ajakan. Nah, hal tersebut merupakan keterampilan yang mampu dilakukan dengan latihan serta mempelajari musik. Dengan mempelajari sebuah nada atau note tertentu, sekaligus memberikan pembelajaran pada anak untuk membaca dengan baik juga memberikan petunjuk bagi para orang tua untuk memahami kesulitan apa yang sedang dihadapi oleh anak Anda ketika belajar membaca. Sebuah penelitian oleh PNAS menyebut bahwa anak berusia 3 sampai 4 tahun yang mampu mengucapkan kata sesuai dengan irama musik, seperti bernyanyi, lebih mudah dan lebih siap menguasai keterampilan membaca ketika menginjak usia 5 tahun ketimbang anak yang tidak memiliki kemampuan mengikuti irama lagu dan musik.
Yang harus dilakukan oleh orang tua dan guru
Orang tua bisa mengenalkan keterampilan membaca sejak dini bahkan dalam kandungan kepada anak dengan cara mengajaknya bernyanyi dan mendengarkan lagu-lagu berlirik sederhana bersama, misalnya mendengarkan lagu anak-anak atau mendengarkan irama-irama klasik saat dalam kandungan. Sehingga jaringan pendengaran si bayi atau anak-anak akan secara otomatis terangsang dengan sendirinya dengan suara-suara yang Anda nyanyikan atau perdengarkan. Selain itu, hal ini juga mampu membentuk ikatan yang baik dengan anak Anda. Cara kedua ialah membawa putra putri Anda yang masih balita untuk mengikuti kursus musik dengan pengajaran kurikulum yang baik dan berkualitas minimal seminggu sekali. Tentunya hal ini mampu membantu proses belajar anak dengan efektif. Pilihlah kursus musik yang menggabungkan gerakan bernyanyi dan menari atau dengan instrumen-instrumen tertentu sehingga anak tak hanya terampil bermusik namun motoriknya juga bergerak dengan baik. Ketika akan memasukan anak ke PAUD pilihlah PAUD yang memiliki kegiatan bermusik anak dengan kualitas baik juga tenaga pendidik yang profesional di bidangnya. Sedangkan untuk guru, harus memberikan program pembelajaran bermusik yang baik sehingga membangun kemampuan anak secara bertahap. Anak harus diajarkan untuk bernyanyi sesuai dengan melodi tentunya diiringi instrumen terstruktur hingga improvisasi musik. Selain itu, guru juga harus mengajarkan anak untuk membaca note-note nada dengan baik dan mampu memperkuat koneksi antara bunyi suara dengan sebuah simbol. Kuncinya adalah semakin aktif anak belajar bermusik maka semakin baik kemampuan anak dalam mengolah kata dan membaca sebuah frasa. Sebaliknya, mendengarkan musik saja tanpa ada lirik atau diajarkan secara langsung akan menghambat anak dalam proses mencerna sebuah kata-kata.